Kamis, 03 Oktober 2013

Permendikbud tentang Kurikulum 2013

Baik sebagai guru, kepala sekolah, atau pengawas sekolah wajib mendukung dan melaksanakan Kurikulum 2013 yang mulai berlaku di sebagian wilayah RI mulai tahun pelajaran 2013/2014. Oleh karena itu, Kemdikbud diantaranya membuat beberapa peraturan guna menunjang suksesnya implementasi Kurikulum 2013 yang bisa diunduh di sini

Selasa, 18 Juni 2013

KELENGKAPAN ADMINISTRASI PENGAWAS SEKOLAH
Sebagai pengawas profesuional, agar kita sukses dalam menjalankan tugas pokok, kewajiban, tanggung jawab, dan wewenang sebagai mana yang tercantum dalam Permeneg PAN & RB No. 21 tahun 2010, maka kita sebaiknya melengkapi diri dengan membuat administrasi pengawas sekolah. Anda bisa mengunduh di blog Dr. Rahmad Gurupembaharau di sini.

Dokumentasi Kurikulum 2013

Sebagai pengawas sekolah, kita perlu info terkini tentang kurikulum 2013. Kurikulum 2013 akan dilaksanakan mulai Juli 2013. Apa saja dokumentasi kurikulum 2013? Untuk lebih jelasnya anda bisa mengunduh di sini

REKRUITMEN TERBUKA DIKLAT ONLINE PPPPTK MATEMATIKA TAHUN 2013

Dalam rangka memperluas jangkauan diklat dan fasilitasi peningkatan kompetensi bagi guru matematika, PPPPTK Matematika akan menyelenggarakan Diklat Online bagi guru matematika dengan pola 60 JP selama 15 hari. Diklat dilaksanakan  secara full online melalui situs etraining.p4tkmatematika.org dan akan dilaksanakan pada pertengahan bulan Juli 2013 (angkatan 1).Untuk lebih lebih jelas, bisa anda unduh di sini

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN IMPLEMENTASINYA DI KELAS MELALUI SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN KOLABORATIF PADA SMA BINAAN DI BATURAJA



PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN IMPLEMENTASINYA DI KELAS MELALUI SUPERVISI INDIVIDUAL PENDEKATAN KOLABORATIF PADA SMA BINAAN DI BATURAJA*)
Nur Isnaini Taufik, S.Pd. M.Pd.
Pengawas SMA/SMK Dinas Pendidikan Kab. Ogan Komering Ulu
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru matematika dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan implementasinya di kelas melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif  pada SMA binaan di Baturaja. Subjek  penelitian  ini  adalah  guru matematika pada SMA binaan di Baturaja yang berjumlah 6 orang, yaitu di SMA Negeri 3 OKU, SMA Negeri 5 OKU, dan SMA Sentosa Bhakti Baturaja, yang masing-masing dari sekolah diambil 2 orang guru. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu bulan Juli s.d. September  2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yang metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat peningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus.  Prosedur  Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara: wawancara,  observasi, dan diskusi.  Berdasarkan analisa peneliti dari segi pembuatan komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) didapat  rata-rata indikator pencapaian hasil pada siklus II sebesar 91,19%, Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil sebesar 82,31% guru membuat semua komponen RPP sudah tercapai. Selain itu, dari segi implementasi RPP di kelas didapat rata-rata indikator pencapaian hasil pada siklus  II  sebesar  88,47%.  Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil sebesar 82,69% guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran sudah tercapai. Peneliti mengambil kesimpulan, bahwa supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru matemátika dalam menyusun RPP dan implementasinya di kelas pada SMA binaan di Baturaja.

Kata Kunci : kemampuan guru, menyusun RPP dan implementasinya , supervisi
                          individual pendekatan kolaboratif

PENDAHULUAN
Menurut pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil belajar. (Setneg RI, 2005). Dengan demikian setelah silabus dibuat, maka guru harus menjabarkannya secara lebih teknis ke dalam RPP. Silabus dan RPP harus sejalan. Pada Permendiknas nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses dimuat komponen dan prinsip penyusunan RPP. Oleh karena itu pembuatan RPP harus sesuai dengan Standar Proses itu. (Depdiknas, 2007b).
Keberhasilan proses pembelajaran tergantung dari beberapa hal, antara lain keadaan siswa, kemampuan guru dalam mengajar, sarana dan prasarana belajar, dukungan orang tua, dan sebagainya. Guru sebagai salah satu unsur penentu keberhasilan kegiatan belajar mengajar, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa unjuk kerja (performance) guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sangat bervariasi dan kualifikasi pendidikannya pun beraneka ragam, dan kompetensinya masih belum merata. Dalam melaksanakan kurikulum guru masih sering mengalami kesulitan karena kurangnya pengetahuan guru tentang kurikulum itu sendiri serta karena beratnya beban tugas lain selain mengajar. Guru sebagai perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya, terutama pada saat diberlakukannya KTSP. Untuk melaksanakan KTSP guru harus membuat perencanaan. Perencanaan yang dibuat oleh guru berupa program tahunan, program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dan RPP dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Dinas Pendidikan. Dengan demikian berarti wewenang penjabaran ada pada guru yang dikoordinasi oleh sekolah, dan bila belum memungkinkan dapat dikoordinasi melalui  MGMP atau Dinas Pendidikan. Berdasarkan temuan di sekolah, ternyata: (1) banyak guru yang hanya mengcopy/menyalin silabus dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan mengcopy/menyalin RPP dari guru lain atau mengunduh dari internet, (2) pengelolaan pengajaran oleh guru tidak terencana dengan baik, dan (3) proses pembelajaran bersifat konvensional dan tidak inovatif.
Kenyataan bahwa hasil pembelajaran matematika kurang menggembirakan, salah satu penyebabnya karena perencanaan yang kurang baik dari guru. Rendahnya penguasaan matematika oleh para pelajar Indonesia tercermin dalam rendahnya prestasi siswa Indonesia baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional. Nilai rata-rata hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) matematika SD secara nasional tahun 2008 hanya sebesar 5,87 yang termasuk kategori cukup, walaupun pada tahun 2009 meningkat sedikit menjadi 5,98, tetapi masih dalam kategori cukup (Depdiknas, 2009:121). Berdasarkan laporan dari Trends in International and Science Study (TIMSS) tahun 2007, siswa kelas VIII dari Indonesia menempati peringkat 36 dari 49 negara yang berpartisipasi dalam kompetisi matematika (Science Daily, 2010). Sedangkan hasil studi dari Programme for International Student Assestment (PISA) tahun 2009, siswa Indonesia yang berusia 15 tahun dalam bidang matematika hanya menempati peringkat 61 dari 65 negara (http://p4mri.net, 2010).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut: ”Bagaimanakah cara meningkatkan kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP dan implementasinya di kelas melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif di SMA?”
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini memiliki tujuan: Untuk meningkatkan kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP dan implementasinya di kelas melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif di SMA.”
            Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
(1) pengawas sekolah, agar dapat digunakan untuk mengetahui kesulitan  guru  dalam pengelolaan pembelajaran dan untuk pembinaan  terhadap guru yang lain,
(2)  guru matematika, agar dapat digunakan untuk meningkatkan  kemampuannya dalam
menyusun RPP dan implementasinya di kelas,
(3)  kepala sekolah, agar dapat digunakan sebagai masukan untuk bahan  pembinaan guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan pembelajaran, dan
(4) Dinas Pendidikan, agar dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka pembinaan dan peningkatan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran.      
Kemampuan guru adalah seperangkat pengetahuan guru meliputi administrasi pendidikan  kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional  dalam rangka melaksanakan proses pembelajaran di kelas/sekolahnya. (Depdiknas.(2007a). Supervisi adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya guna meningkatkan mutu dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. (Kemdikbud, 2012a:4). Teknik supervisi individual yang digunakan dalam penelitian ini adalah: observasi kelas dan pertemuan individual. Observasi kelas adalah teknik observasi yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha meningkatkan kemampuan profesional guru. Dalam percakapan individual ini supervisor harus berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, dan memberikan pengarahan, hal-hal yang masih meragukan sehingga terjadi kesepakatan konsep tentang situasi pembelajaran yang sedang dihadapi. Sedangkan pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non–direktif menjadi pendekatan baru. Pada pendekatan ini baik supervisor maupun guru bersama-sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi guru. Dengan demikian pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah. Perilaku supervisor adalah sebagai berikut: menyajikan, menjelaskan, mendengarkan, memecahkan masalah, dan negosiasi.  (Sahertian dalam Kemdikbud, 2012b:13-17).
Kegiatan pembimbingan terhadap guru matematika terdiri dari tiga langkah, yaitu: (1) kondisi awal, (2) tindakan, dan (3) kondisi akhir. Kondisi awal berisi tentang kondisi nyata subjek penelitian sebelum diterapkan tindakan yang dirancang sebelumnya. Pada kondisi awal, peneliti mengadakan supervisi secara konvensional dengan mengadakan wawancara dan observasi terhadap guru matematika, sehingga didapat data bahwa kemampuan guru belum optimal. Pada langkah kedua, peneliti mengadakan tindakan dengan mengadakan wawancara,  observasi, dan diskusi terhadap guru matematika melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif yang memuat siklus 1 dan siklus 2. Pada tahap ketiga yaitu pada kondisi akhir, dapat dilihat kemampuan guru matematika dan hasil belajar siswa meningkat.
             Peneliti mengharapkan rata-rata indikator pencapaian hasil paling rendah 82,31% guru membuat komponen RPP dan rata-rata indikator pencapaian hasil paling rendah 82,69% guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran.
            Subjek  penelitian  ini  adalah  guru matematika pada SMA binaan di Baturaja yang berjumlah 6 orang, yaitu di SMA Negeri 3 OKU, SMA Negeri 5 OKU, dan SMA Sentosa Bhakti Baturaja, yang masing-masing dari sekolah diambil 2 orang guru. Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan, yaitu bulan Juli s.d. September  2012.
       Prosedur  Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini mencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Teknik  pengumpulan  data dalam PTS ini  adalah  wawancara,  observasi, dan diskusi, seperti yang diuraikan berikut ini.
a.         Wawancara digunakan untuk mendapatkan  data atau informasi  tentang   pemahaman  guru matematika terhadap  RPP.
b.        Observasi digunakan untuk mengumpulkan data dan mengetahui   kemampuan guru matematika dalam menyusun RPP dengan lengkap, serta untuk mengetahui penerapan RPP pada proses pembelajaran.
c.         Diskusi dilakukan antara peneliti dengan guru matematika.
           Alat pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut.
a.         Wawancara menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui kemampuan
        awal yang dimiliki guru matematika tentang RPP.
b.      Observasi menggunakan lembar observasi yang terdiri 2 macam: (1) untuk    
mengetahui komponen RPP yang telah dibuat dan yang belum dibuat  oleh  guru matematika, dan (2)  untuk mengetahui penerapan RPP pada proses pembelajaran.
c.    Diskusi dilakukan dengan maksud untuk sharing pendapat antara  peneliti dengan
       guru matematika.
             Analisis data dalam PTS ini dilakukan sejak awal, artinya analisis data dilakukan tahap demi tahap atau siklus demi siklus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat pening-katan yang terjadi dari siklus ke siklus. Menurut Nawawi (1985:63), metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Dengan metode ini peneliti berupaya menjelaskan data yang peneliti kumpulkan melalui komunikasi langsung atau wawancara,   observasi/pengamatan,  dan  diskusi yang berupa persentase atau angka-angka.
                

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

             Kondisi awal berisi tentang kondisi nyata subjek penelitian sebelum diterapkan tindakan yang dirancang sebelumnya. Peneliti yang juga sebagai pengawas akademik matematika di SMA Negeri 3 OKU, SMA Negeri 5 OKU, dan SMA Sentosa Bhakti Baturaja telah melakukan wawancara terhadap 6 orang guru sebagai subjek penelitian pada minggu keempat Juli 2012. Dari wawancara tersebut didapat beberapa temuan berikut ini.

Indikator Komponen RPP yang dibuat guru
Persentase
1)  Mencantumkan identitas mata pelajaran (nama sekolah, mata
       pelajaran, kelas/program, dan semester)
83,33
2)   Mencantumkan standar kompetensi,
66,67
3)   Mencantumkan kompetensi dasar,
66,67
4)   Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi,
33,33
5)   Mencantumkan tujuan pembelajaran,
66,67
6)   Mencantumkan materi ajar,
66,67
7)   Mencantumkan alokasi waktu,
66,67
8)   Mencantumkan metode pembelajaran,
66,67
9)   Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, yang 
        meliputi:  (a) eksplorasi, (b) elaborasi,  dan (c) konfirmasi.
50
10) Menuliskan sumber belajar secara terinci, yaitu: judul buku, nama
        pengarang, nama penerbit, dan tahun terbit.
33,33
11) Mencantumkan penilaian hasil belajar (soal, pedoman penskoran,
        dan kunci penyelesaian).
50
Rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen RPP
59,09

Dari hasil observasi melalui supervisi kelas pada minggu pertama Agustus 2012, didapat data bahwa pada umumnya guru belum menerapkan RPP dalam proses pembelajaran, walaupun dengan kondisi dan situasi yang berbeda-beda.

No.
Jenis kegiatan pembelajaran
Persentase
1.
Kegiatan pendahuluan:
-
a)   menyiapkan peserta didik,
33,33
b)  melakukan apersepsi atau motivasi,
50
c)   menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai,
50
d)  menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian, dan
66,67
e)  berpenampilan baik dalam pengelolaan pembelajaran.
50
2.
Kegiatan inti pembelajaran:
-
a)  melakukan kegiatan eksplorasi,
66,67
b)  melakukan kegiatan elaborasi, dan
50
c)  melakukan kegiatan konfirmasi.
66,67
3.
Kegiatan penutup pembelajaran:
-

a)  membuat rangkuman/simpulan,
66,67

b)  melakukan penilaian atau refleksi,
50

c)  memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar,
50

d) memberi tugas PR, dan
66,67

e)  menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.
50
Rata-rata indikator pencapaian hasil guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran
55,13

Siklus 1:

Pada siklus ini meliputi  beberapa kegiatan, yaitu:  (1) perencanaan,  (2) pelaksanaan,  (3) pengamatan,  (4) evaluasi dan refleksi.

a.  Perencanaan
                              Pada tahap ini, peneliti merencanakan kegiatan sebagai berikut.
a)     Membuat lembar wawancara terhadap guru.
b)     Membuat instrumen penilaian RPP.
c)      Menyiapkan instrumen supervisi kegiatan pembelajaran.
d)     Membuat format hasil penyusunan RPP siklus I.
e)     Membuat format hasil pengamatan penerapan RPP pada proses pembelajaran siklus I.

b.  Pelaksanaan
                              Tahap ini dilaksanakan pada minggu kedua Agustus 2012. Peneliti melaksanakan tindakan yang berikut ini.
a)     Mengisi instrumen wawancara terhadap guru.
b)     Mengadakan pengamatan terhadap RPP yang telah dibuat guru
c)      Menjelaskan kepada guru tentang menyusun RPP yang lengkap.
d)     Memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan kesulitan  atau hambatan dalam menyusun RPP, dan memberikan jalan keluarnya.
e)     Melakukan revisi atau perbaikan terhadap RPP yang yang dibuat guru.
f)       Memberikan bimbingan melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif dalam pengembangan RPP yang lengkap.
g)     Mengisi  instrumen penilaian RPP buatan guru.
h)     Membuat rekapitulasi hasil penyusunan RPP buatan.
                                          
               c.  Pengamatan
              Pada siklus I ini, dari hasil pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) buatan guru,  ternyata semua guru (6 orang) yang diteliti sudah membuat RPP. Ada 4 orang yang RPP-nya mengandung komponen RPP yang lengkap. 
             Sebelum mengadakan supervisi kegiatan pembelajaran, maka peneliti dan guru matematika yang akan diobservasi mengadakan pertemuan singkat tentang persiapan guru dalam mengajar, memeriksa RPP buatan guru dan memberikan saran yang membangun. Kemudian peneliti menjelaskan kepada guru tentang kegiatan spesifik di kelas, yang meliputi: (1) metode pembelajaran, (2) pengelolaan kelas, (3) situasi pembelajaran, (4) presentasi pelajaran, (5) kedisiplinan, (6) reaksi siswa, (7) penggunaan  alat bantu audio visual atau media pembelajaran lainnya, dan (7) tugas siswa.    
             Pada pertemuan berikutnya, peneliti dan guru yang ditunjuk sebagai supervisor mengadakan supervisi kegiatan pembelajaran untuk mengamati terhadap penerapan RPP pada proses pembelajaran di kelas, diawali dengan:
(1) memberikan keterangan singkat tentang maksud kunjungan kelas, (2)      duduk di bagian belakang dan memperhatikan, (3) sesekali berjalan mengelilingi kelas dan melihat apa yang dikerjakan siswa, (4) mencatat dan mengamati proses pembelajaran, di mana peneliti berkolaborasi dengan guru lain sebagai supervisor, dan (5) memberikan kesan dan pesan pada akhir pembelajaran di kelas.             
             Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penerapan RPP pada proses pembelajaran di kelas, maka didapat data sebagai berikut.          
1)   Pada pelaksanakan kegiatan pendahuluan proses pembelajaran, ternyata:
a.  hanya 3 orang yang melakukan apersepsi atau motivasi,
b.  hanya 3 orang yang menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai, dan
c.   ada 4 orang yang menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan.     
2)   Pada pelaksanakan kegiatan  inti pembelajaran, ternyata:
a.  sudah ada 5 orang yang melakukan kegiatan eksplorasi,
b.  hanya 3 orang yang melakukan kegiatan elaborasi,
c.   sudah ada 5 orang yang melakukan kegiatan konfirmasi, dan
       d.  hanya 3 orang saja yang menggunaan media pembelajaran.
3)   Guru sudah melakukan kegiatan penutup pembelajaran, di mana:
a.  sudah ada 5 orang yang membuat rangkuman/simpulan,
b.  hanya 3 orang yang melakukan penilaian atau refleksi,
c.   sudah ada 5 orang yang memberi tugas PR, dan
d.  ada 4 orang yang menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.   

d.  Evaluasi dan refleksi           
             Pada siklus I ini, dari hasil pengamatan terhadap RPP buatan guru, dari 6 orang yang diteliti, ternyata didapat hasil sperti pada tabel berikut ini.

Indikator Komponen RPP yang dibuat guru
Persentase
1)  Mencantumkan identitas mata pelajaran (nama sekolah, mata
       pelajaran, kelas/program, dan semester)
83,33
2)   Mencantumkan standar kompetensi,
83,33
3)   Mencantumkan kompetensi dasar,
83,33
4)   Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi,
50
5)   Mencantumkan tujuan pembelajaran,
66,67
6)   Mencantumkan materi ajar,
66,67
7)   Mencantumkan alokasi waktu,
66,67
8)   Mencantumkan metode pembelajaran,
66,67
9)   Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, yang  meliputi:  (a) eksplorasi, (b) elaborasi,  dan (c) konfirmasi.
66,67
10) Menuliskan sumber belajar secara terinci, yaitu: judul buku, nama
        pengarang, nama penerbit, dan tahun terbit.
66,67
11) Mencantumkan penilaian hasil belajar (soal, pedoman penskoran,
        dan kunci penyelesaian).
66,67
Rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen RPP


             Dari siklus I ini, didapat rata-rata indikator pencapaian hasil hanya sebesar 81,09% guru membuat semua komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil sebesar 82,31% guru membuat semua komponen RPP belum tercapai.
             Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I terhadap penerapan RPP pada proses pembelajaran di kelas, maka didapat data sebagai berikut.  
          
No.
Jenis kegiatan pembelajaran
Persentase
1.
Kegiatan pendahuluan:

a)   menyiapkan peserta didik,
83,33
b)  melakukan apersepsi atau motivasi,
79,17
c)   menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai,
75
d)  menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian, dan
70,83
e)  berpenampilan baik dalam pengelolaan pembelajaran.
75
2.
Kegiatan inti pembelajaran:

a)  melakukan kegiatan eksplorasi,
72,50
b)  melakukan kegiatan elaborasi, dan
75
c)  melakukan kegiatan konfirmasi.
75,69
3.
Kegiatan penutup pembelajaran:


a)  membuat rangkuman/simpulan,
83,33

b)  melakukan penilaian atau refleksi,
79,17

c)  memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar,
70,83

d) memberi tugas PR, dan
75

e)  menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.
83,33
Rata-rata indikator pencapaian hasil guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran
76,78

              Dari siklus I ini, didapat rata-rata indikator pencapaian hasil hanya sebesar 76,78% guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran. Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil sebesar 82,69% guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran belum tercapai.
 Hasil refleksi dari RPP yang disusun guru:
1)       Penulisan identitas mata pelajaran SK, dan KD masih kurang lengkap.
2)       Perumusan indikator kurang operasional.
3)       Penulisan  tujuan pembelajaran belum lengkap dan rinci.
4)       Penulisan  materi ajar  terlalu singkat.
5)       Penulisan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi masih kurang.
6)       Penulisan sumber belajar masih kurang lengkap.
7)       Penulisan soal pada penilaian hasil belajar  banyak yang tidak disertai dengan kunci jawaban, dan skornya.
Secara umum yang direncanakan guru dalam RPP belum sepenuhnya dilaksanakan di kelas. Hasil refleksi dari pelaksanaan pembelajaran di kelas sebagai berikut:
1)   Pada pelaksanakan kegiatan pendahuluan proses pembelajaran, ternyata:
       a.  sebagian besar guru sudah menyiapkan peserta didik,
b.  ada guru  yang tidak melakukan apersepsi atau motivasi,
c.   ada guru yang tidak menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai,
d.  ada guru yang tidak menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian 
     kegiatan, dan
d.    ada  guru yang berpenampilan sudah baik.  
2)   Pada pelaksanakan kegiatan  inti pembelajaran, ternyata sudah ada guru yang mekukan 
       kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, walaupun belum maksimal.
3)   Guru sudah melakukan kegiatan penutup pembelajaran, di mana:
a.  sudah ada guru yang membuat rangkuman/simpulan, tetapi kurang melibatkan siswa
       b.  sudah ada guru yang melakukan penilaian atau refleksi, walaupun soal yang diberi-
            kan guru masih bersifat penilaian kelompok, bukan penilaian individu.
       c.   ada guru yang memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran,
       d.  sudah ada guru yang memberi tugas PR, dan
e.  ada guru orang yang menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.   
              Melihat dari refleksi hasil pengamatan terhadap RPP buatan guru dan penerapan RPP dalam proses pembelajaran di kelas, maka peneliti:
(1)         membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif pada data yang ada untuk menafsir-kan hasil pengamatannya,
(2)         mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif, yang harus dipelihara dan perilaku negatif yang harus dirubah, agar dapat menyelesaikan /menanggulangi masalah,
(3)         menunjukkan data yang telah dianalisis pada guru yang diobservasi, dan
(4)         memberikan umpan balik sedemikian rupa sehingga guru dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang diberikan.
(5)         memberikan bimbingan melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif dalam mempersiapkan RPP pada pertemuan berikutnya. 
                            
Siklus II
Pada siklus II meliputi  beberapa kegiatan, yaitu:  (1) perencanaan,  (2) pelaksanaan,  (3) pengamatan,  (4) evaluasi dan refleksi.

a.  Perencanaan
                              Pada tahap ini, peneliti merencanakan kegiatan sebagai berikut.
a)     Menyiapkan instrumen penilaian RPP.
b)     Menyiapkan instrumen supervisi kegiatan pembelajaran.
c)      Menyiapkan format hasil penyusunan RPP pada siklus II.
d)     Membuat format rekapitulasi hasil penyusunan RPP siklus I dan II.
e)     Menyiapkan format hasil pengamatan penerapan RPP pada proses pembelajaran siklus II.
f)       Membuat format rekapitulasi hasil pengamatan penerapan RPP pada proses pembelajaran siklus I dan II.

b.  Pelaksanaan
                              Tahap ini dilaksanakan pada minggu ketiga Agustus 2012. Peneliti melaksanakan tindakan yang berikut ini.
a)       Mengadakan pengamatan terhadap RPP yang telah dibuat guru
b)       Memberi kesempatan kepada guru untuk mengemukakan kesulitan  atau hambatan dalam menyusun RPP, dan memberikan jalan keluarnya.
c)        Melakukan revisi atau perbaikan terhadap RPP yang yang dibuat guru.
d)       Memberikan bimbingan melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif dalam pengembangan RPP yang lengkap.
e)       Mengisi  instrumen penilaian RPP buatan guru.
f)         Membuat rekapitulasi hasil penyusunan RPP buatan.    
                                      
c.  Pengamatan
              Pada siklus II ini, dari hasil pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) buatan guru,  ternyata semua guru (6 orang) yang diteliti sudah membuat RPP. Semua guru RPP-nya sudah mengandung komponen RPP yang lengkap. 
             Sebelum mengadakan supervisi kegiatan pembelajaran, maka peneliti dan guru matematika yang akan diobservasi mengadakan pertemuan singkat tentang persiapan guru dalam mengajar, memeriksa RPP buatan guru dan memberikan saran yang membangun.
              Pada pertemuan berikutnya, peneliti dan guru yang ditunjuk sebagai supervisor mengadakan supervisi kegiatan pembelajaran untuk mengamati terhadap penerapan RPP pada proses pembelajaran di kelas.
             Berdasarkan hasil pengamatan terhadap penerapan RPP pada proses pembelajaran di kelas pada siklus ini, maka didapat data sebagai berikut.          
1)  Banyak guru sudah melaksanakan kegiatan pendahuluan proses pembelajaran, yang meliputi: apersepsi/motivasi, menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai, menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan, penampilan guru sudah baik     
2)    Pada pelaksanakan kegiatan  inti pembelajaran, ternyata guru banyak sudah
        melakukan  kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan kegiatan konfirmasi.
3)  Guru sudah melakukan kegiatan penutup pembelajaran, di mana guru sudah membuat rangkuman/simpulan bersama siswa, melakukan penilaian atau refleksi, memberi tugas PR, dan menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.

d.  Evaluasi dan refleksi 
             Pada siklus II ini, dari hasil pengamatan terhadap RPP buatan guru, dari 6 orang yang diteliti, ternyata didapat data seperti di bawah ini.

Indikator Komponen RPP yang dibuat guru
Persentase
1)  Mencantumkan identitas mata pelajaran (nama sekolah, mata
       pelajaran, kelas/program, dan semester)
95,83
2)   Mencantumkan standar kompetensi
100
3)   Mencantumkan kompetensi dasar
100
4)   Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi
87,50
5)   Mencantumkan tujuan pembelajaran
87,50
6)   Mencantumkan materi ajar
83,33
7)   Mencantumkan alokasi waktu
91,67
8)   Mencantumkan metode pembelajaran
95,83
9)   Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, meliputi:   
        (a) eksplorasi,
        (b) elaborasi,  dan
        (c) konfirmasi.

89,58
81,25
85,42
10) Menuliskan sumber belajar secara terinci, yaitu: judul buku, nama
        pengarang, nama penerbit, dan tahun terbit.
91,67
11) Mencantumkan penilaian hasil belajar (soal, pedoman penskoran,
        dan kunci penyelesaian).
87,50
Rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen RPP
91, 19

             Dari siklus II ini, didapat rata-rata indikator pencapaian hasil hanya sebesar 91, 19% guru membuat semua komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil sebesar 82,31% guru membuat semua komponen RPP sudah tercapai.
             Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II terhadap penerapan RPP pada proses pembelajaran di kelas, maka didapat data sebagai berikut.          

No.
Jenis kegiatan pembelajaran
Persentase
1.
Kegiatan pendahuluan:

a)   menyiapkan peserta didik,
87,50
b)  melakukan apersepsi atau motivasi,
83,33
c)   menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai,
87,50
d)  menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian, dan
91,67
e)  berpenampilan baik.
95,83
2.
Kegiatan inti pembelajaran:

a)  melakukan kegiatan eksplorasi,
74,17
b)  melakukan kegiatan elaborasi, dan
78,70
c)  melakukan kegiatan konfirmasi.
80,56
3.
Kegiatan penutup pembelajaran:


a)  membuat rangkuman/simpulan,
95,83

b)  melakukan penilaian atau refleksi,
87,50

c)  memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar,
87,50

d) memberi tugas PR, dan
100

e)  menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.
100
Rata-rata indikator pencapaian hasil guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran
88,47

              Dari siklus II ini, didapat rata-rata indikator pencapaian hasil hanya sebesar 88,47% guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran. Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil sebesar 82,69% guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran sudah tercapai.
Hasil refleksi dari RPP yang disusun guru:
1)       Penulisan identitas mata pelajaran SK, dan KD sudah lengkap.
2)       Perumusan indikator sudah operasional.
3)       Penulisan  tujuan pembelajaran sudah lengkap dan rinci.
4)       Penulisan  materi ajar  sudah diuraikan.
5)       Penulisan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi sudah nampak .
6)       Penulisan sumber belajar sudah lengkap.
7)       Penulisan soal pada penilaian hasil sudah disertai dengan kunci jawaban, dan skornya.
Secara umum yang direncanakan guru dalam RPP sudah sepenuhnya dilaksanakan di kelas. Hasil refleksi dari pelaksanaan pembelajaran di kelas sebagai berikut:
1)   Pada pelaksanakan kegiatan pendahuluan proses pembelajaran, ternyata:
       a.  guru sudah menyiapkan peserta didik,
b.  guru  sudah melakukan apersepsi atau motivasi,
c.   guru sudah menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai,
d.  guru sudah menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian 
     kegiatan, dan
       e.  guru sudah berpenampilan baik.  
2)   Pada pelaksanakan kegiatan  inti pembelajaran, ternyata guru sudah ada yang 
       melakukan  kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, dan hasilnya cukup baik.
3)   Guru sudah melakukan kegiatan penutup pembelajaran, di mana:
a.  guru sudah membuat rangkuman/simpulan, tetapi kurang melibatkan siswa,
       b.  guru sudah melakukan penilaian atau refleksi,
       c.   guru sudah memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran,
       d.  guru sudah ada memberi tugas PR, dan
e.  guru sudah menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.   
              Melihat dari refleksi hasil pengamatan terhadap RPP buatan guru dan penerapan RPP dalam proses pembelajaran di kelas, maka peneliti:
(1)    membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif pada data yang ada untuk menafsirkan hasil pengamatannya,
(2)    mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif, yang harus dipelihara dan perilaku negatif yang harus dirubah, agar dapat menyelesaikan /menanggulangi masalah,
(3)    menunjukkan data yang telah dianalisis pada guru yang diobservasi, dan
(4)    memberikan umpan balik sedemikian rupa sehingga guru dapat memahami temuan, mengubah perilaku yang teridentifikasi dan mempraktekkan panduan yang diberikan.
(5)    memberikan bimbingan melalui supervisi individual pendekatan kolaboratif dalam mempersiapkan RPP pada pertemuan yang akan datang. 

Pembahasan
            Berdasarkan dari hasil pengamatan terhadap RPP buatan guru, ternyata terjadi kenaikan dari siklus I ke siklus II yaitu:

Indikator Komponen RPP yang dibuat guru
Persentase Kenaikan
1)  Mencantumkan identitas mata pelajaran (nama sekolah, mata
       pelajaran, kelas/program, dan semester)
8,33
2)   Mencantumkan standar kompetensi
12,50
3)   Mencantumkan kompetensi dasar
12,50
4)   Mengembangkan indikator pencapaian kompetensi
12,50
5)   Mencantumkan tujuan pembelajaran
12,50
6)   Mencantumkan materi ajar
8,34
7)   Mencantumkan alokasi waktu
8,33
8)   Mencantumkan metode pembelajaran
4,17
9)   Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran, meliputi:   
        (a) eksplorasi,
        (b) elaborasi,  dan
        (c) konfirmasi.

8,33
10,42
8,34
10) Menuliskan sumber belajar secara terinci, yaitu: judul buku, nama
        pengarang, nama penerbit, dan tahun terbit.
8,34
11) Mencantumkan penilaian hasil belajar (soal, pedoman penskoran,
        dan kunci penyelesaian).
12,50
Rata-rata indikator pencapaian hasil guru membuat semua komponen RPP
10,10

             Berdasarkan analisa peneliti dari segi pembuatan komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) didapat rata-rata indikator pencapaian hasil dari 81,09% pada siklus I menjadi 91,19% pada siklus II, sehingga terjadi peningkatan sebesar 10,10% guru membuat semua komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil sebesar 82,31% guru membuat semua komponen RPP sudah tercapai.
             Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II terhadap penerapan RPP pada proses pembelajaran di kelas, maka didapat data sebagai berikut. 

No.
Jenis kegiatan pembelajaran
Persentase
Kenaikan
1.
Kegiatan pendahuluan:

a)   menyiapkan peserta didik,
4,17
b)  melakukan apersepsi atau motivasi,
5,16
c)   menjelaskan KD dan tujuan yang ingin dicapai,
12,5
d)  menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian, dan
20,84
e)  berpenampilan baik.
20,83
2.
Kegiatan inti pembelajaran:

a)  melakukan kegiatan eksplorasi,
1,67
b)  melakukan kegiatan elaborasi, dan
3,7
c)  melakukan kegiatan konfirmasi.
4,87
3.
Kegiatan penutup pembelajaran:


a)  membuat rangkuman/simpulan,
12,5

b)  melakukan penilaian atau refleksi,
8,33

c)  memberikan umpan balik terhadap proses hasil belajar,
16,67

d) memberi tugas PR, dan
25

e)  menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya.
16,67
Rata-rata indikator pencapaian hasil guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran
11,69
       
             Berdasarkan analisa peneliti dari segi implementasi RPP di kelas didapat rata-rata indikator pencapaian hasil dari 76,78% pada siklus  I  menjadi  88,47%  pada  siklus II, sehingga  terjadi  peningkatan sebesar  11,69% guru sudah menerapkan RPP dalam proses pembelajaran. Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil sebesar 82,69% guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran sudah tercapai.  
Dari hasil penelitian di atas diperoleh temuan bahwa: (1) perencanakan guru dalam RPP sebagian besar sudah  dilaksanakan di kelas, (2)  pembagian kelompok belum didasarkan pada prinsip keadilan dan heterogin, baik dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin, (3) apersepsi sebelum menerangkan materi baru kurang berkaitan dengan materi baru, (4) kurang adanya motivasi terhadap siswa, (5) pengorganisasian kelas masih kurang, (6) alat evaluasi masih belum sesuai dengan indikator.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan analisa peneliti dari segi pembuatan komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) didapat  rata-rata indikator pencapaian hasil pada siklus II sebesar 91,19%, Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil sebesar 82,31% guru membuat semua komponen RPP sudah tercapai. Selain itu, dari segi implementasi RPP di kelas didapat rata-rata indikator pencapaian hasil pada siklus  II  sebesar  88,47%  Ini berarti target rata-rata indikator pencapaian hasil sebesar 82,69% guru menerapkan RPP dalam proses pembelajaran sudah tercapai.
Peneliti mengambil kesimpulan, bahwa supervisi individual dengan pendekatan kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru matemátika dalam menyusun RPP dan pelaksanaannya di kelas pada SMA Binaan di Baturaja.

 Saran

            Berdasarkan  hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka peneliti dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut:
(1)  bagi pengawas sekolah, agar dapat digunakan untuk mengetahui kesulitan  guru 
       dalam pengelolaan pembelajaran dan untuk pembinaan  terhadap guru yang lain,
(2)  bagi guru matematika, agar dapat digunakan untuk meningkatkan  kemampuannya 
       dalam menyusun RPP dan implementasinya di kelas,
(3)  bagi kepala sekolah, agar dapat digunakan sebagai masukan untuk bahan  pembinaan
       guru untuk meningkatkan kemampuannya dalam pengelolaan pembelajaran,
(4)  bagi Dinas Pendidikan, agar dapat digunakan sebagai masukan dalam rangka 
       pembinaan dan peningkatan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran.     

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas.(2007a). Permendiknas RI No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
              .(2007b). Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
              .(2009). Potret Hasil Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional Tahun Pelajaran 2008/2009. Jakarta: Dit. Pembinaan TK dan SD.  
Kemdikbud. (2012a). Supervisi Manajerial. Jakarta: Pusbangtendik Badan PSDMP dan 
              PMP.
              . (2012b). Supervisi Akademik. Jakarta: Pusbangtendik Badan PSDMP dan PMP.           
Nawawi, Hadari. (1985). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Setneg RI. (2005). Peraturan Pemerintah RI tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sudjana, Nana. (2009). Standar Kompetensi Pengawas Dimensi dan Indikator. Jakarta : Binamitra Publishing.

  

*) Makalah disajikan dalam The First South East Asia Design/Development Research Conference di PPs 
    UNSRI Palembang, Selasa 23 April 2013.